Sebelum lanjut
membaca, saya cuma mau mengingatkan kalau postingan ini sarat dengan curhat
dari masa lalu saya. Sebisa mungkin saya tidak akan menyebutkan nama orang dari
masa lalu, tapi semoga tidak ada yang merasa menjadi bagian dari masa lalu saya.
Siapa sih yang
enggak punya penyesalan dari masa lalu, semua pasti punya. Sayapun punya
beberapa hal yang saya sesali. Yha, meskipun sekarang sudah tidak terlalu saya
permasalahkan, namun semoga hal-hal yang saya sesali dari masa lalu bisa
menjadi pembelajaran terutama bagi adik-adik yang masih mencari jati diri.
Penyesalan terbesar saya adalah masalah sekolah.
Maksudnya bukan
saya menyesal karena sudah sekolah ya, tapi saya menyesal karena tidak maksimal
dalam belajar waktu sekolah. Tell me about it, saya senang dengan jurusan
Sastra Inggris yang saya tekuni. Tapi, saya dulu pernah bercita-cita ingin
menjadi dokter, sampai sekarangpun masih. Dulu waktu memilih jurusan kuliah,
saya urungkan memilih jurusan kedokteran karena selain masalah biaya, juga
karena merasa tidak mampu secara akademis.
Padahal seandainya saya mau belajar
lebih giat dan lebih keras dari yang lain, seharusnya sekarang saya sudah
menjadi dokter. Namun apa daya saat itu saya lebih fokus malas-malasan,
nongkrong sana sini, sibuk cari kenalan daripada belajar. Sekarang tinggal
penyesalan yang sering bikin saya kesel sendiri kalau ingat.
Saya menyesal tidak merantau
Penyesalan kedua
dalam hidup saya adalah mengapa saya tidak memberanikan diri untuk merantau.
Banyak teman saya saat SMA yang memilih kuliah diluar kota and they are fine.
Tapi saya waktu itu mengapa saya tidak
merantau saja. Padahal dengan merantau akan lebih banyak pengalaman yang
didapat. Sekarang rasanya sudah sulit untuk keluar dari kawasan tempat tinggal
karena suami juga kerja di dekat-dekat sini.
Tidak belajar naik motor sungguh-sungguh
Dahulu saat saya SMA, sebagian besar teman saya sudah berani bawa motor sendiri. Sayangnya saya naik sepeda pancal aja masih zig-zag jalannya. Dulu sempat sih diajari naik motor saat awal pacaran dengan suami, tapi terhenti karena sebab yang enggak jelas. Yha, dasarnya saya juga enggak punya motor sendiri. Padahal kalau sekarang saya bisa naik motor sendiri, pasti saya lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada ayah, suami, atau ojek kan.
Lesson learned
Penyesalan
memang tidak untuk dipikirkan secara berlarut-larut, tapi saat itu dan sekarang
kita semua punya kesempatan untuk memilih. Pikirkan pilihan yang terbaik
sehingga tidak perlu ada penyesalan di masa depan. Penyesalan selalu datang terlambat karena kalau datang duluan namanya pendaftaran.
Sekarang saya berusaha untuk
selalu melakukan apapun dengan usaha terbaik saya. Even though everything happen for a reason, jangan sampai penyesalan
seperti ini terjadi lagi dan menguras emosi. Karena bekerja keras dan berusaha
maksimal lebih mudah daripada berdamai dengan masa lalu.
Apakah kamu juga
punya penyesalan terbesar yang sampai mengubah jalan hidup? Jangan lupa share
ya dikomentar.
I’ll see you on the
next post.
Saya tetep gak bisa naik motor mbak.. hahaha.. selain karena pernah nabrak juga karena pernah ditabrak. Jadi gak pernah masuk wishlist. Hahha.. ngeri.
ReplyDeleteSama mbak. Padahal pengen banget gitu bisa ke pasar sendiri dan enggak perlu minta anter. Biar lebih mandiri aja.
DeleteKalo saya nyesel gak belajar nyetir mobil sampe bisa :( baru seminggu belajar udah nyerah gara-gara takut ngebaretin mobil ortu huhu
ReplyDeleteSama mbak saya malah belum pernah belajar nyetir. pengen bisa padahal.
DeleteKalau aku nyesel bgt kenapa dari dulu benci sm bahasa inggris. Setelah merantau ke Jkt baru sadar kalau bahasa inggris itu penting banget, dan baru sejak itu aku belajar otodidak heheheh
ReplyDeleteSaya malah pengen merantau lho, pengen tahu kota lain itu seperti apa.
DeleteToos, g bisa naik motor
ReplyDeleteGpp banyak babang gojek
Kalau di desa kayak rumahku enggak ada mbak. Jadi tergantung sama ayah atau suami.
Deletekalau misal masih takut naik motor, dibiasain pelan-pelan dulu mbak. nanti lama-lama akan terbiasa. cara mengatasi takut kan dengan membiasakan. kalau udah terbiasa apa aja enak.
ReplyDeleteIya mbak, gatel saya pengen bisa. Insyaallah nanti belajar lagi.
Delete