Monday 22 April 2019

Kenapa Sih Kita Harus Repot-Repot Baca Label Kosmetik?

Selama ini kita sering kali dihimbau untuk selalu membaca label kosmetik dan skincare. Padahal membaca sederet istilah kimia dalam tulisan yang kecil-kecil pada kemasan kosmetik bukanlah hal yang mudah. Membaca label kosmetik bagi saya tuh berasa seperti balik ke masa sekolah dimana. Ya, iyalah wong hampir semua isinya adalah istilah kimia. Pasti berasa lagi mengulang pelajaran kimia SMA.
Kenapa harus baca label kosmetik, pretty-moody.com, label kosmetik
Kenapa harus baca label kosmetik?
Untuk orang awam macam kita-kita ini yang tidak mempunyai background pendidikan di bidang kimia, pasti membaca label kosmetik itu sulit. Belum lagi kita juga harus tahu apa manfaat apa saja yang ada pada bahan-bahan tercantum tersebut. Memang sih dengan satu klik di halaman pencarian, kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang bahan kimia pada kosmetik dan skincare. Tapi tetap aja sih, susah dan ribet.

Lalu, kenapa sih kita harus repot-repot membaca dan memahami label kosmetik?

Baca juga: Ini yang terjadi ketika kamu berhenti pakai skincare

Mencegah korban iklan

Hayo ngaku siapa yang sering banget jadi korban iklan? Saya termasuk salah satu yang sering banget jadi korban iklan. Memang sih klaim kosmetik atau skincare di iklan tuh bikin buta mata hati. Dengan segala istilah yang ada seperti memutihkan, mencerahkan, ampuh menghilangkan jerawat, dan sebagainya, kita sering kali langsung membeli suatu produk tanpa melihat labelnya. Sehingga waktu memakai produk langsung deh ketahuan kalau tidak cocok. Padahal kalau kita jeli membaca label kemasan, hal ini bisa dihindari lho.

Lebih peka dengan strategi marketing kosmetik

Selain mencegah jadi korban iklan, membaca label kosmetik juga bisa membuat kamu lebih peka dengan strategy marketing. Bagaimanapun juga kosmetik dan skincare adalah dagangan dari suatu perusahaan yang pastinya ingin membuat keuntungan sebanyak-banyaknya. Sehingga untuk menarik minat konsumen, mereka menggunakan berbagai strategy marketing. Misalnya produk dengan label ‘natural’, padahal bila dilihat lebih lanjut bahan-bahan yang digunakan bisa saja bukan bahan alami atau natural.

Baca juga: Cara menghilangkan komedo di rumah

Waspada dengan bahan-bahan kimia berbahaya

Sekarang ini masih banyak lho kosmetik yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Dari mana kita tahu kalau suatu produk mengandung bahan berbahaya atau tidak? Ya, dari daftar ingredientsnya kan. Meskipun enggak paham-paham amat tentang bahan kimia kosmetik, tapi kalau kita sudah terbiasa membaca label pasti bisa niteni apa saja bahan berbahaya yang bisa memicu iritasi pada kulit. Misalnya kalau di kulit saya, saya alergi dengan SLS/SLES/dan ALS. Jadi selalu saya usahakan menghindari skincare yang mendandung bahan ini.

macam label kosmetik, pretty-moody.com
Macam Label Kosmetik

Tahu simbol-simbol kecantikan

Tidak hanya gebetan saja yang penuh dengan simbol-simbol, tapi juga dalam dunia kecantikan. Kalau dicermati lebih lanjut, kemasan kosmetik dan skincare yang biasa kita pakai itu mengandung banyak simbol-simbol. Misalnya simbol PAO (product after opening), simbol cruelty free, simbol recycle, simbol halal, dan sebagainya.

Paham konsentrasi bahan kimia dalam kosmetik

Secara umum konsentrasi bahan kimia pada kosmetik dan skincare diurutkan dari konsentrasi paling banyak hingga ke paling sedikit. Jadi pada urutan empat dari awal adalah bahan utama dalam skincare dan kosmetik. Selanjutnya adalah bahan-bahan pendukung. Misalkan suatu produk mengklaim mengandung aloe vera, padahal pada daftar ingredients aloe vera terletak pada bagian paling akhir. Artinya konsentrasi aloe vera paling sedikit tapi dijadikan trik marketing untuk menarik perhatian konsumen.

Baca juga: Rekomendasi makeup untuk pemula

Mencegah salah beli produk

Membaca label kosmetik dan skincare dengan teliti juga membantu mencegah salah beli produk. Jujur deh, sudah berapa banyak kosmetik atau skincare yang sudah dibeli tapi ternyata tidak dipakai dengan berbagai macam alasan. Buanyak banget kan. Nah, membaca label produk membantu kamu untuk membeli produk yang salah.

Meskipun terkadang sering malas membaca label kosmetik dan skincare, tapi paling tidak kamu tahu gambaran bahan dalam produknya. Sehingga kamu tidak lagi jadi korban iklan dan salah beli produk. Yuk, jadi konsumen cerdas dan lebih teliti lagi dalam membaca label kosmetik.

I'll see you on the next post. Bye

Saturday 13 April 2019

Apa yang Terjadi Ketika Kamu Berhenti Pakai Skincare?


Pernah enggak terpikir untuk mengurangi atau bahkan berhenti pakai skincare?

Saya kepikiran tentang hal ini beberapa waktu yang lalu. Alasannya sih simple, saya hanya ingin mengurangi intensitas zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Yah gimana ya, skincare yang saya pakai sebagian masih mengandung parfum, paraben, pewarna, dan sejenisnya. Padahal apapun yang dioles atau digunakan meski secara topikal akan masuk kedalam tubuh –CMIIW-.



Jadilah beberapa minggu yang lalu, saya memutuskan untuk hanya benar-benar seminimal mungkin menggunakan skincare. Saya hanya pakai pembersih, sunscreen, pelembab, bedak, lipstick, dan alis. Bahkan saya juga memutus hubungan dengan foundation dan makeup lain. Lalu apa yang terjadi dengan kulit saya?
Less is More
Pada beberapa segmen hidup, jargon less is more mungkin tepat digunakan. Ya, semata-mata biar kita enggak hidup dengan cara berlebihan. Ye khan? Tapi ketika memutuskan untuk mengurangi bahkan tidak menggunakan skincare mungkin tidak bisa dilakukan untuk semua orang.
‘Saya aja cuma pakai bedak bayi tapi kulit semulus tembok baru dicat’
Pasti pernah kan ya ada orang yang komen seperti itu? Atau nemu komen yang sejenisnya. Demi Tuhan, berbagialah kamu yang kulitnya enggak rewel meski cuma pakai bedak bayi aja.

Faktanya setiap kulit itu berbeda-beda. Ada yang langsung kinclong hanya pakai bedak bayi, ada yang butuh seiprit skincare, dan ada juga yang butuh berbotol-botol skincare agar bisa jadi mulus. Dan, kulit saya termasuk dalam tipe yang terakhir.

Jadi, selama beberapa minggu ‘puasa’ menggunakan skincare, ada beberapa efek yang saya rasakan.

Komedo tumbuh subur

Hal pertama yang saya perhatikan setelah meminimalkan penggunaan skincare adalah komedo yang langsung tumbuh subur. Padahal beberapa waktu yang lalu, komedo saya sempet bersih dengan metode pembersihan komedo di rumah. Tapi kemudian langsung tumbuh subur setelah stop pakai skincare.

Padahal saya cuma pakai sunscreen, bedak, dan double cleansing. Tapi nyatanya komedo tetap tumbuh dengan subur. Saya menyimpulkan, selain makeup, debu dan kotoran menyebabkan komedo tumbuh subur. Jadi meskipun pakai double cleansing, tapi kalau tidak pakai scrub atau skincare yang lain, komedo tetap ada.

Mudah Jerawatan

Kulit saya sebenarnya bukan tipe yang mudah jerawatan. Saya hanya jerawatan kalau sebelum datang bulan aja. Tapi kalau rajin pakai skincare, saya tidak berjerawat bahkan ketika datang bulan. Eh lha tapi saat lepas dari skincare, jerawat segede jagung pada tumbuh. Selain jerawat besar, jerawat kecil dan bruntusan juga jadi bermunculan.

Kulit kering dan kasar

Dampak nyata dari tidak menggunakan skincare pada kulit saya adalah kulit kering dan kasar. Yha emang dasarnya kan kulit saya kering. Jadi bila enggak pakai skincare jadi semakin kering dan kasar. Rasa kasarnya sebagian karena kulit kering dan sebagian karena bruntusan. Kalau menyentuh kulit rasanya jadi enggak nyaman banget.

Lesson learned

Kalau sudah berhubungan dengan kulit dan skincare, sebaiknya adalah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh kulit masing-masing. Misal si A kulitnya baik-baik saja meski cuma pakai bedak bayi aja, ya belum tentu kulit kamu efeknya sama. Selain itu, jenis skincare yang dipakai juga tidak bisa disamakan dengan orang lain. Bisa aja kamu butuh dua jenis serum tapi orang lain cuma pakai satu.

Selain itu, istilah less is more dalam perawatan wajah juga tidak sepenuhnya benar dan salah. Kalau yang kulitnya bisa terima sedikit skincare, ya, lucky you. Tapi kalau kulitnya butuh beberapa skincare, ya, terima aja sis daripada kulit jadi bermasalah. Jadi, ya kita harus benar-benar peka dengan apa yang dibutuhkan kulit masing-masing.  

I'll see you on the next post. Bye.